Dongeng lama, seorang sahabat dulu pernah menceritakannya untukku,
dan saat ini aku ingin menceritakannya untukmu, sahabatku. Dan semoga
suatu hari nanti kamu juga menceritakannya lagi untuk sahabatmu yang
lain.. :)
Ada seekor domba kecil lincah, dengan
matanya berkilat cerdas. Dia suka berlarian dan melompat dengan
tangkas. Ketika pengembala mengumbar kawanan domba ke padang rerumputan
hijau, dia yang paling semangat menjelajah ke segala arah.
Domba
kecil memang tidak mengenal rasa takut. Terkadang dia heran mengapa
domba-domba dewasa lainnya selalu memperingatkannya untuk hati-hati.
Jangan pergi jauh dari gembala, sebab di semak-semak bisa ada seekor
serigala yang mengincarnya.
Domba kecil tidak pernah
bertemu serigala. Hidupnya selama ini aman-aman saja. Terkadang dia
mencoba keberanian dengan berjalan sendirian, lepas dari kawanannya.
Tapi selama ini dia selalu bisa pulang atau sang gembala bisa
menemukannya. Dan ketika dia ditemukan sang gembala, rianglah hatinya,
sebab gembala akan membopongnya di atas bahu. Dia senang diperhatikan
seperti itu.
Suatu hari, ketika gembala membawa ke padang
rumput yang baru. Rasa penasaran domba kecil kepada seekor kupu-kupu
yang terbang pelan kesana-kesini, membuat domba kecil lupa nasihat yang
sering didengarnya. Dia begitu asyik bermain dan mengejar kupu-kupu yang
terbang menjauh, menuju semak-semak di perbukitan.
Domba
kecil semakin meninggalkan kawanannya dan dia tersesat. Semak-semak di
perbukitan ternyata lebat berduri. Dia tidak tahu jalan pulang, dan
kupu-kupu telah terbang meninggalkannya, sendirian.
Tapi
tidak, ternyata dia tidak sendirian. Di balik bukit muncul makhluk
berkaki empat seperti anjing tapi matanya tajam dan tampangnya buas.
Domba kecil begitu ketakutan. Dia tahu, dia berhadapan dengan serigala.
Domba
kecil yang malang tidak bisa melarikan diri. Dia begitu ketakutan, cuma
bisa mengembik minta tolong. Serigala yang buas dan lapar semakin
mendekat. Air liurnya sudah menetes-netes dari dua taringnya yang tajam.
Serigala
hendak menerkamnya dan saat makhluk buas itu melompat, tiba-tiba sebuah
batu sebesar kepalan tangan menghantam tubuhnya. Plakkk... Serigala
tersungkur.. dan bangun sempoyongan.
Domba kecil melihat,
gembalanya datang berlari menyelamatkannya. Saat serigala masih
kesakitan. Dengan berani gembala memukul kepala serigala itu dengan
tongkatnya. Serigala buas itu jatuh tersungkur lagi. Dan tidak bangun
lagi.
Domba kecil itu begitu lemas dan lega. Dia selamat. Dia sangat-sangat berterima kasih karena gembalanya menyelamatkan nyawanya.
Maka dia begitu bersukacita tatkala gembalanya membopong domba itu di atas bahunya.
Gembalanya
membawa sang domba kecil ke kandang. Dibaringkannya domba itu. Dan
tiba-tiba dipatahkannya kaki kanan depan dombanya itu.
Domba
kecil sangat kaget. Dia kesakitan. Dia tidak menyangka. Dia mengembik
kesakitan. Sangat kesakitan. Air matanya menetes dari matanya yang tadi
bersinar bahagia.
Kenapa gembalanya jadi begitu kejam?
Domba
kecil masih berteriak-teriak kesakitan. Kakinya yang patah terasa
sakit, tapi lebih dari sakit fisik, dia merasa hatinya juga sangat
sakit. Sakit sekali saat kita percaya pada seseorang dan orang itu
mengecewakan kita.
Lalu sang gembala dengan tenang,
meletakkan dua kayu batang seukuran kakinya untuk mengapit kaki yang
patah itu dan dan membalutnya dengan kain.
Setelah selesai
membalut lukanya, kedua tangan gembala itu memegang lembut kepala si
domba kecil, dan matanya menatap lurus pada kedua matanya. Domba kecil
tidak pernah menatap mata manusia sedekat dan seindah itu.
Kata
gembala dengan lembut itu, "Domba kecilku, hari ini aku mematahkan
kakimu, supaya kamu tidak lagi bisa berjalan jauh daripadaku. Di luar
sana banyak serigala yang siap membinasakanmu. Aku mengasihimu. Maka aku
mematahkan kakimu, supaya kamu aman di dekatku selalu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar