Selasa, 10 Mei 2011

Domba Kecil

Dongeng lama, seorang sahabat dulu pernah menceritakannya untukku, dan saat ini aku ingin menceritakannya untukmu, sahabatku. Dan semoga suatu hari nanti kamu juga menceritakannya lagi untuk sahabatmu yang lain.. :)





Ada seekor domba kecil lincah, dengan matanya berkilat cerdas.  Dia suka berlarian dan melompat dengan tangkas. Ketika pengembala mengumbar kawanan domba ke padang rerumputan hijau, dia yang paling semangat menjelajah ke segala arah.



Domba kecil memang tidak mengenal rasa takut. Terkadang dia heran mengapa domba-domba dewasa lainnya selalu memperingatkannya untuk hati-hati. Jangan pergi jauh dari gembala, sebab di semak-semak bisa ada seekor serigala yang mengincarnya.

Domba kecil tidak pernah bertemu serigala. Hidupnya selama ini aman-aman saja. Terkadang dia mencoba keberanian dengan berjalan sendirian, lepas dari kawanannya. Tapi selama ini dia selalu bisa pulang atau sang gembala bisa menemukannya. Dan ketika dia ditemukan sang gembala, rianglah hatinya, sebab gembala akan membopongnya di atas bahu. Dia senang diperhatikan seperti itu.

Suatu hari, ketika gembala membawa ke padang rumput yang baru. Rasa penasaran domba kecil kepada seekor kupu-kupu yang terbang pelan kesana-kesini, membuat domba kecil lupa nasihat yang sering didengarnya. Dia begitu asyik bermain dan mengejar kupu-kupu yang terbang menjauh, menuju semak-semak di perbukitan.

Domba kecil semakin meninggalkan kawanannya dan dia tersesat. Semak-semak di perbukitan ternyata lebat berduri. Dia tidak tahu jalan pulang, dan kupu-kupu telah terbang meninggalkannya, sendirian.

Tapi tidak, ternyata dia tidak sendirian. Di balik bukit muncul makhluk berkaki empat seperti anjing tapi matanya tajam dan tampangnya buas. Domba kecil begitu ketakutan. Dia tahu, dia berhadapan dengan serigala.

Domba kecil yang malang tidak bisa melarikan diri. Dia begitu ketakutan, cuma bisa mengembik minta tolong. Serigala yang buas dan lapar semakin mendekat. Air liurnya sudah menetes-netes dari dua taringnya yang tajam.

Serigala hendak menerkamnya dan saat makhluk buas itu melompat, tiba-tiba sebuah batu sebesar kepalan tangan menghantam tubuhnya. Plakkk... Serigala tersungkur.. dan bangun sempoyongan.

Domba kecil melihat, gembalanya datang berlari menyelamatkannya. Saat serigala masih kesakitan. Dengan berani gembala memukul kepala serigala itu dengan tongkatnya. Serigala buas itu jatuh tersungkur lagi. Dan tidak bangun lagi.

Domba kecil itu begitu lemas dan lega. Dia selamat. Dia sangat-sangat berterima kasih karena gembalanya menyelamatkan nyawanya.

Maka dia begitu bersukacita tatkala gembalanya membopong domba itu di atas bahunya.

Gembalanya membawa sang domba kecil ke kandang. Dibaringkannya domba itu. Dan tiba-tiba dipatahkannya kaki kanan depan dombanya itu.

Domba kecil sangat kaget. Dia kesakitan.  Dia tidak menyangka. Dia mengembik kesakitan. Sangat kesakitan. Air matanya menetes dari matanya yang tadi bersinar bahagia.

Kenapa gembalanya jadi begitu kejam?

Domba kecil masih berteriak-teriak kesakitan. Kakinya yang patah terasa sakit, tapi lebih dari sakit fisik, dia merasa hatinya juga sangat sakit. Sakit sekali saat kita percaya pada seseorang dan orang itu mengecewakan kita.

Lalu sang gembala dengan tenang, meletakkan dua kayu batang seukuran kakinya untuk mengapit kaki yang patah itu dan dan membalutnya dengan kain.

Setelah selesai membalut lukanya, kedua tangan gembala itu memegang lembut kepala si domba kecil, dan matanya menatap lurus pada kedua matanya. Domba kecil tidak pernah menatap mata manusia sedekat dan seindah itu.

Kata gembala dengan lembut itu, "Domba kecilku, hari ini aku mematahkan kakimu, supaya kamu tidak lagi bisa berjalan jauh daripadaku. Di luar sana banyak serigala yang siap membinasakanmu. Aku mengasihimu. Maka aku mematahkan kakimu, supaya kamu aman di dekatku selalu."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar